JAKARTA, IndoBisnis – Melansir dari deutschland.de, anak muda di bawah 18 tahun di Jerman tidak diperbolehkan memberikan suara dalam pemilu nasional, kecuali pada beberapa pemilu tingkat kota.
Sementara itu, kaum dewasa muda yang sudah memenuhi syarat memilih justru jarang terlibat dalam partai politik, membuat representasi mereka di parlemen masih sangat minim dibandingkan kelompok usia lainnya.
© gambar aliansi/dpa
Pemerintah Federal Jerman mencoba menjawab tantangan ini melalui Strategi Pemuda yang melibatkan seluruh kementerian.
Strategi ini bertujuan untuk memastikan kepentingan anak muda diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan politik, termasuk isu-isu besar seperti perubahan iklim, digitalisasi, pendidikan, perumahan, dan pekerjaan.
Menteri-menteri federal telah mengundang anak muda untuk menyampaikan pendapat mereka melalui berbagai konferensi pemuda nasional dan acara kebijakan pemuda.
Sebagai salah satu langkah konkrit, Kementerian Federal untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan telah membentuk Dewan Penasihat Pemuda. Setiap usulan legislatif kini juga dianalisis untuk menilai dampaknya terhadap kaum muda.
Tidak hanya itu, pemerintah mendukung pembentukan parlemen anak-anak dan pemuda di tingkat lokal, memberikan ruang bagi mereka untuk menangani masalah secara langsung.
Pada 2025, Strategi Pemuda ini akan dikembangkan menjadi Rencana Aksi Nasional untuk Partisipasi Anak dan Pemuda, yang bertujuan menjadikan partisipasi pemuda sebagai bagian permanen dalam kehidupan politik.
Tim redaksi pemuda juga ikut melibatkan diri dalam proses ini melalui laporan, dialog dengan politisi, dan produksi podcast yang membahas isu-isu penting bagi kaum muda.***
