JAKARTA, IndoBisnis – Sebuah video berdurasi 46 detik yang diunggah oleh Akbar Faizal di akun TikTok miliknya mendadak viral. Dalam video tersebut, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu memberikan peringatan keras soal kebijakan yang mungkin diambil oleh pemerintahan Prabowo Subianto.
“Titik Kiamat Ekonomi Indonesia”
Dalam video itu, Said Didu memperingatkan bahwa kepercayaan publik terhadap pemerintah bisa turun drastis jika Prabowo membentuk lembaga yang memungkinkan adanya intervensi terhadap tata kelola pemerintahan (good governance).
“Apabila Prabowo membentuk lembaga dan antara dengan good governance yang bisa dimasukin intervensi, maka kepercayaan turun,” ujar Said Didu dalam video yang kini ramai diperbincangkan di media sosial, Senin (24/2/2025) mengutip
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa Peraturan Pemerintah (PP) yang dikeluarkan nantinya akan dipantau oleh banyak pihak, termasuk konsultan-konsultan ekonomi internasional yang disebutnya “sudah mengintip” perkembangan kebijakan di Indonesia.
Said Didu menyoroti dampak buruk jika tata kelola pemerintahan tidak terjaga. Menurutnya, investor akan segera menarik modal mereka keluar dari Indonesia.
“Di situ kita lihat apabila good governance sudah tidak aman, maka penarikan uang akan keluar,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa jika Prabowo mengangkat orang-orang yang dinilai rentan terhadap intervensi, kepercayaan investor akan semakin runtuh. Akibatnya, modal asing akan terus mengalir keluar, yang menurutnya bisa menjadi “titik kiamat ekonomi Indonesia.”
Pernyataan ini langsung menuai berbagai reaksi dari warganet dan pengamat ekonomi. Sebagian menilai Said Didu sedang memberikan peringatan dini agar pemerintahan Prabowo lebih berhati-hati dalam memilih kebijakan dan pejabatnya. Namun, ada juga yang menganggap ini sebagai opini yang terlalu pesimistis.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Prabowo terkait pernyataan ini. Namun, spekulasi mengenai kebijakan ekonomi yang akan diambil dalam pemerintahan mendatang terus berkembang.
Apakah Indonesia benar-benar menuju “titik kiamat ekonomi”? Atau ini hanya sekadar peringatan yang terlalu jauh? Waktu yang akan menjawab.***
