KLATEN, IndoBisnis – Ribuan warga Klaten berbondong-bondong menghadiri acara doa bersama yang digelar oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, untuk mendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi, dalam Pilkada Jawa Tengah 2024.
Kegiatan ini dilangsungkan di Joglo Saestu, Kelurahan Gayamprit, Kecamatan Klaten Selatan, pada Rabu (6/11/2024) dan dihadiri oleh berbagai kelompok masyarakat yang dikoordinasikan oleh Forum Seni dan Budaya Indonesia di bawah pimpinan J. Nanang Marjianto.
Suasana lokasi begitu semarak ketika Hasto tiba lebih dahulu, kemudian disusul oleh pasangan calon Andika dan Hendy. Kehadiran mereka disambut hangat dengan tepuk tangan meriah dari warga yang bersemangat mengambil foto dan bersalaman.
Acara doa bersama ini juga dihadiri oleh sejumlah pemuka agama dari berbagai kepercayaan, termasuk Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Khonghucu, hingga Penghayat Kepercayaan. Setiap pemuka agama memanjatkan doa untuk kemenangan dan keberkahan bagi Andika-Hendy dalam menghadapi Pilkada.
“Berilah kami pemimpin Jawa Tengah yang penuh kasih kepada rakyatnya. Hadir Bapak Jenderal Andika, Ya Allah, berikanlah keberkahan, jadikanlah beliau pemimpin Jawa Tengah,” ujar seorang pemuka agama Islam dalam doanya.
Pemuka agama Kristen yang turut hadir juga menyampaikan harapan agar upaya pasangan Andika-Hendy selaras dengan kehendak Tuhan. “Semoga Tuhan mengabulkan permohonan kita semua untuk pemimpin yang membawa kebaikan bagi Jawa Tengah,” katanya.
Dalam sambutannya, Hasto menyampaikan rasa terima kasih serta salam dari Ketua Umum PDIP, Prof. Dr. Megawati Soekarnoputri.
“Kita berkumpul di sini untuk mendoakan Mas Andika Perkasa dan Bung Hendy. Bung Hendy ditugaskan oleh Bu Mega karena memiliki rekam jejak yang baik, tidak hanya membangun Semarang sebagai kota modern dan berbudaya, tetapi juga sebagai kota yang toleran bagi semua agama,” ujar Hasto.
Hasto menambahkan bahwa acara doa bersama ini sangat penting karena Indonesia adalah negeri yang menjunjung tinggi spiritualitas dan sila pertama Pancasila sebagai dasar negara.
Menurutnya, Ketuhanan yang dimaksud dalam Pancasila adalah ketuhanan yang menghargai nilai-nilai luhur, tanpa egoisme agama, dan menjunjung tinggi toleransi serta kebudayaan.
Hasto juga menekankan bahwa nilai spiritualitas yang kuat telah lama menjadi fondasi kehidupan di Indonesia. “Keberagaman agama di Indonesia mengajarkan kita untuk membangun solidaritas dan toleransi bersama. Dari spiritualitas ini, kita tahu bahwa seorang pemimpin tidak boleh berbohong, karena kejujuran adalah nilai dasar dalam ajaran agama,” tegas Hasto.***
Artikel ini telah tayang di IndoBisnis.co id.