JAKARTA, IndoBisnis – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menggencarkan edukasi antikorupsi melalui seni dan perfilman melalui program Anti-Corruption Film Festival (ACFFEST).
Memasuki tahun ke-10, program ini bukan hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai wadah edukasi dan diskusi yang memperkuat nilai-nilai integritas di kalangan generasi muda.
Beberapa kegiatan terbaru telah diadakan di berbagai kampus, termasuk Universitas Airlangga, IAIN Ambon, Universitas Muhammadiyah Bandung, hingga di Kota Semarang.
Pada 30 Oktober 2024, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sinematografi Universitas Airlangga mengadakan “Simoning #7” dengan pemutaran film bertajuk “Agora” yang melibatkan komunitas disabilitas.
Sesi ini dirancang agar aksesibel bagi semua kalangan, menyediakan Subtitles for the Deaf and Hard of Hearing (SDH), pembisik film, serta juru bahasa isyarat (JBI).
Dengan konsep Layar Inklusi dan Layar Hukum, acara ini menyoroti keadilan bagi difabel dan keterkaitan hukum dengan korupsi.
Dendy Ariza Putra, penanggung jawab acara, berharap Simoning menginspirasi sineas muda menciptakan karya inklusif.
Sebelumnya, pada 25-26 Oktober, SinemAksi 2024 di IAIN Ambon berlangsung meriah dengan konsep “Bincang Seni di Lingkaran Integritas” (BIS LINTAS).
Kolaborasi antara KPK, GIZ, dan Sharia Enterprise IAIN Ambon ini mengombinasikan pementasan budaya Maluku, pemutaran film, dan diskusi bersama narasumber inspiratif seperti Syah Awaluddin dan Ummu Syahidah.
Mar’atun Shalihah, Direktur Sharia Enterprise IAIN Ambon, menyatakan acara ini diharapkan memperluas pemahaman masyarakat tentang korupsi melalui seni dan budaya.
Di Universitas Muhammadiyah Bandung, acara bertajuk “Kinemaksi” pada 22-23 Oktober menarik hampir seribu mahasiswa dan pelajar.
Kolaborasi KPK dan GIZ ini menyuguhkan 12 film antikorupsi serta berbagai aktivitas seperti seminar, kompetisi esai, musikalisasi puisi, dan live painting.
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK, Amir Arief, berharap film-film antikorupsi dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya korupsi.
Beberapa narasumber, termasuk Bivitri Susanti, turut berbagi wawasan mengenai pentingnya integritas.
Mengawali rangkaian kegiatan, “Gemakan Aksi” di Semarang pada 20 Oktober bertema “Perkuat Integritas, Tumpas Ular Penghisap” menyasar pelajar SMP dan SMA.
Dengan konsep Jelajah Lorong, pemutaran film, dan pesan moral “Seribu Daun”, acara ini mengajak pelajar berpartisipasi aktif dalam melawan tindakan korupsi.
Jeihan Angga, sutradara yang terlibat dalam acara ini, menekankan pentingnya edukasi antikorupsi melalui media film bagi generasi muda.
Satu dekade ACFFEST menunjukkan komitmen KPK dalam melibatkan generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam pemberantasan korupsi.
Melalui kerja sama dengan institusi pendidikan dan komunitas seni, ACFFEST telah menjadi wadah kreatif dan sarana edukasi yang menginspirasi sineas muda demi Indonesia yang lebih bersih.***
Artikel ini telah tayang di IndoBisnis.co.id.