JAKARTA, IndoBisnis – Bank of Japan (BOJ) mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin setelah pertemuan kebijakan selama dua hari. Langkah ini disertai revisi perkiraan inflasi yang menunjukkan peningkatan signifikan.
Akibatnya, yen Jepang menguat hingga mencapai 154,845 per dolar AS sebelum terkoreksi menjadi 155,19, naik 0,55% pada perdagangan terakhir.
Gubernur BOJ Kazuo Ueda menyatakan bahwa meskipun inflasi tetap moderat, langkah pengetatan kebijakan tambahan tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Ketidakpastian global, termasuk pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dan risiko tarif AS, menjadi tantangan tersendiri bagi kebijakan moneter Jepang,” ungkap Charu Chanana, Kepala Strategi Investasi di Saxo. Dikutip dari Mahadananews.com, Senin 27 Januari 2025.
Di sisi lain, dolar AS melemah setelah pernyataan kontroversial Presiden Donald Trump dalam wawancara dengan Fox News tayang pada Kamis 23 Januari 2025 malam, Trump mengindikasikan keinginan untuk bersikap lebih lunak terhadap tarif terhadap Tiongkok dan mendesak Federal Reserve untuk segera memangkas suku bunga.
Pernyataannya menambah tekanan pada dolar, yang mencatatkan penurunan mingguan terburuk dalam lebih dari satu tahun. Indeks dolar AS (DXY) turun ke 107,46, dengan potensi penurunan lebih dari 1,7% sepanjang minggu ini.
Komentar Trump juga memperkuat mata uang lainnya, seperti dolar Australia (AUD) yang naik 0,6% ke $0,633, dan dolar Selandia Baru (NZD) yang melonjak ke $0,5719, keduanya mencapai level tertinggi dalam lima minggu.
Yuan Tiongkok pun menguat ke level terkuatnya dalam delapan minggu di 7,2370 per dolar, didorong oleh spekulasi tentang potensi kesepakatan perdagangan baru antara AS dan Tiongkok.
Di sektor mata uang kripto, Bitcoin (BTC) mencatat kenaikan 2,27% menjadi $105.499 setelah Trump memerintahkan pembentukan kelompok kerja untuk menyusun kebijakan baru terkait aset digital. Langkah ini dinilai sebagai upaya serius pemerintah AS untuk mengatur pasar kripto dan mengeksplorasi peluang penggunaan mata uang kripto nasional.
Pergerakan pasar ini terjadi menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve yang pertama di bawah pemerintahan Trump, dengan ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tidak berubah. Namun, ketidakpastian kebijakan global terus memengaruhi arah pasar keuangan.***