Jumat, April 18, 2025
spot_img
BerandaBERANDAInternasionalTrump Tegang dengan Zelensky di Gedung Putih, Bahas Perang dan Sumber Daya...

Trump Tegang dengan Zelensky di Gedung Putih, Bahas Perang dan Sumber Daya Ukraina

JAKARTA, IndoBisnis – Suasana tegang mewarnai pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Ruang Oval, Jumat (27/2). Dalam pertemuan tersebut, Trump dengan nada tinggi menegur Zelensky, menuduhnya “bermain-main dengan jutaan nyawa” dan memperingatkan bahwa tindakannya dapat memicu Perang Dunia III.

Mengutip kantor berita AP, Sabtu (1/3/2025) Pertemuan yang berlangsung hampir 45 menit itu berubah panas dalam 10 menit terakhir. Wakil Presiden AS JD Vance awalnya menegur Zelensky karena mengungkit skeptisisme terhadap komitmen Rusia untuk diplomasi di hadapan media Amerika.

“Tuan Presiden, dengan hormat. Saya pikir tidak sopan bagi Anda untuk datang ke Ruang Oval dan menggugat ini di depan media Amerika,” kata Vance.

Zelensky berusaha membalas, tetapi Trump tiba-tiba meninggikan suara. “Anda mempertaruhkan nyawa jutaan orang,” sergah Trump. “Anda mempertaruhkan Perang Dunia III, dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara ini.”

Dalam pertemuan itu, Trump menegaskan bahwa AS akan terus memberikan bantuan militer ke Ukraina, tetapi dengan jumlah yang lebih terbatas. “Kami tidak berharap mengirim banyak senjata. Kami ingin menyelesaikan perang,” ujarnya.

Selain itu, Trump menekan Zelensky agar menyetujui perjanjian ekonomi yang memungkinkan AS mendapatkan bagian dari mineral dan sumber daya alam Ukraina. “Kami kekurangan banyak mineral ini, sementara Ukraina memiliki salah satu yang terbaik di dunia,” kata Trump.

Kesepakatan yang dirancang ini mengatur agar Ukraina menyumbangkan 50 persen dari pendapatan masa depan dari sumber daya alamnya ke dana investasi bersama dengan AS. Rencana ini diklaim sebagai langkah rekonstruksi Ukraina pascaperang.

Namun, Zelensky menuntut adanya jaminan keamanan terhadap agresi Rusia di masa depan sebelum menyetujui perjanjian tersebut. Ia menegaskan bahwa kompromi dengan Rusia tanpa jaminan keamanan hanya akan membuka celah bagi invasi berikutnya.

Ketegangan semakin meningkat ketika Trump merasa Zelensky kurang berterima kasih atas bantuan AS. “Anda sama sekali tidak bertindak bersyukur,” kata Trump.

Wakil Presiden Vance bahkan menegur Zelensky secara langsung. “Sekali lagi, katakan saja terima kasih,” katanya dengan nada tajam.

Meski suasana panas, Trump tampak menikmati momen tersebut. “Ini akan menjadi tontonan televisi yang hebat,” ujarnya.

Trump, yang kini memimpin kebijakan luar negeri AS, menunjukkan pendekatan yang berbeda dari pendahulunya, Joe Biden. Ia melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengirim pejabat AS untuk bertemu dengan Rusia tanpa melibatkan Ukraina maupun negara-negara Eropa lainnya.

Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Trump mungkin menekan Ukraina untuk menerima kesepakatan yang menguntungkan Rusia. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, Trump menyebut Zelensky sebagai “diktator” karena tidak menggelar pemilu saat darurat militer masih berlaku di Ukraina.

Dengan ketegangan yang terus meningkat, masa depan hubungan AS-Ukraina berada di persimpangan jalan. Apakah Zelensky akan tunduk pada tekanan Trump, atau tetap mempertahankan sikapnya demi keamanan negaranya?***

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments