JAKARTA, IndoBisnis – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memperingati Hari Anti-Korupsi Sedunia (Hakordia) dengan cara unik. Gedung Merah Putih KPK disulap menjadi showroom kendaraan mewah, memamerkan barang rampasan dari hasil kejahatan korupsi. Barang-barang ini akan dilelang pada 9–10 Desember 2024 mendatang.
Pantauan IndoBisnis di lokasi pada Jumat (6/12) menunjukkan dua mobil mewah, Lexus dan Mercedes-Benz, dipajang di pintu masuk gedung. Tak ketinggalan, empat motor Harley Davidson menghiasi lobi utama.
“Barang-barang ini adalah sampel dari aset sitaan yang akan dilelang saat Hakordia. Kami ingin masyarakat melihat langsung apa saja yang telah kami rampas dari para koruptor,” kata Jaksa Eksekutor KPK, Syarkiyah, di Gedung KPK, Jakarta.
Syarkiyah menjelaskan bahwa aset yang dilelang berasal dari 13 perkara korupsi, termasuk kasus besar seperti gratifikasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang menjerat mantan pejabat Ditjen Pajak, Rafael Alun Trisambodo.
“Paling banyak berasal dari perkara Rafael Alun. Selain itu, ada juga barang sitaan dari kasus Abdul Latif (mantan Bupati Hulu Sungai Tengah) dan Eko Darmanto (mantan pejabat Bea Cukai),” ujarnya.
Barang yang dilelang beragam, mulai dari tas mewah merek Hermes, Chanel, Louis Vuitton, hingga Christian Dior, kendaraan mewah seperti Hummer, Cadillac, dan Mini Cooper, sepeda motor Harley Davidson, perhiasan, hingga barang elektronik seperti laptop dan ponsel. KPK juga akan melelang aset tidak bergerak berupa tanah dan bangunan, sebagian besar terkait Rafael Alun.
Lelang akan dilakukan secara open bidding melalui laman portal.lelang.go.id atau lelang.go.id pada 10 Desember 2024. Penawaran ini terbuka untuk umum dengan bea lelang pembeli sebesar 2 persen dari harga akhir.
“Kami ingin memastikan transparansi dalam proses ini, sehingga semua bisa ikut dan melihat langsung,” tambah Syarkiyah.
Dalam perayaan Hakordia tahun ini, KPK telah mengundang Presiden RI Prabowo Subianto untuk hadir dalam acara puncak pada 9 Desember 2024.
“Presiden diundang untuk menyaksikan bagaimana aset negara hasil kejahatan korupsi dimanfaatkan kembali untuk kepentingan publik,” tutup Syarkiyah.
Lelang ini diharapkan menjadi pengingat bagi masyarakat dan pejabat negara bahwa kejahatan korupsi memiliki konsekuensi serius, termasuk penyitaan aset untuk negara.***
Artikel ini telah tayang di IndoBisnis.co.id.
