Jumat, April 18, 2025
spot_img
BerandaEKONOMI DAN BISNISDolar AS Kian Perkasa Apa Dampaknya Bagi Ekonomi Global?

Dolar AS Kian Perkasa Apa Dampaknya Bagi Ekonomi Global?

JAKARTA, IndoBisnis – Dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan dominasinya di pasar global. Indeks dolar AS (DXY) mencatatkan level tertinggi dalam setahun terakhir, mencapai angka 106,69 pada Minggu (17/11/2024).

Lonjakan ini dipicu sejumlah faktor, termasuk kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS yang baru dan sikap hawkish Federal Reserve (The Fed).

Dilansir dari data Refinitiv, indeks dolar AS naik 1,61% dalam sepekan terakhir dan melesat 2,99% dalam sebulan. Penguatan dolar ini berdampak signifikan pada perdagangan global, terutama bagi negara-negara berkembang.

Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih memicu ekspektasi pasar terhadap kebijakan ekonomi yang pro-dolar. Dalam beberapa pidatonya, Trump menegaskan komitmennya untuk memperkuat dolar AS, atau yang dikenal sebagai strong dollar policy.

“Kuatnya dolar adalah cerminan kekuatan ekonomi Amerika,” ujar Trump dalam kampanyenya.

Optimisme pasar terhadap pemerintahan Trump menjadi pendorong utama penguatan dolar, memberikan tekanan pada mata uang negara-negara lain, termasuk negara berkembang.

Federal Reserve turut berkontribusi pada apresiasi dolar dengan kembali bersikap hawkish. Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa bank sentral akan memperlambat pemangkasan suku bunga, meski ada ekspektasi pelonggaran dari pasar.

“Ekonomi AS masih menunjukkan kekuatan, dan kami tidak terburu-buru menurunkan suku bunga,” ujar Powell dalam pidatonya di Dallas.

Ekonomi AS tumbuh 2,8% pada kuartal III-2024, di atas rata-rata historis sekitar 1,8%-2%. Proyeksi kuartal IV-2024 menunjukkan potensi pertumbuhan 2,4%. Meski demikian, inflasi yang meningkat ke 2,6% pada Oktober menjadi tantangan bagi The Fed untuk mencapai target jangka panjang 2%.

Penguatan dolar memberikan dampak beragam di seluruh dunia. Mata uang negara berkembang tertekan, yang meningkatkan biaya impor dan utang dalam dolar. Namun, beberapa mata uang seperti dinar Kuwait, dinar Bahrain, dan riyal Oman tetap menunjukkan kekuatan dibandingkan dolar AS.

Di sisi lain, eksportir AS menghadapi tantangan karena produk mereka menjadi lebih mahal di pasar internasional. Sementara itu, ekonomi negara berkembang harus menyesuaikan strategi untuk menghadapi kenaikan biaya yang dipicu dolar.

Penguatan dolar AS diperkirakan akan berlanjut, didukung kebijakan Trump dan keteguhan The Fed terhadap inflasi. Meski demikian, pasar akan terus memantau data ekonomi seperti inflasi dan tenaga kerja, yang dapat memengaruhi arah kebijakan moneter.

Bagi negara-negara berkembang, langkah antisipasi menjadi kunci untuk mengatasi dampak negatif penguatan dolar, terutama dalam menjaga stabilitas ekonomi domestik.***

Artikel ini telah tayang di IndoBisnis.co.id untuk memberikan informasi mendalam mengenai penguatan dolar AS dan dampaknya terhadap perekonomian dunia.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments