Selasa, April 22, 2025
spot_img
BerandaBERANDAInternasionalPerang Dagang di Depan Mata? Trump Ancam Eropa, NATO & UE Bereaksi...

Perang Dagang di Depan Mata? Trump Ancam Eropa, NATO & UE Bereaksi Keras!

JAKARTA, IndoBisnis – Sebanyak 27 pemimpin Uni Eropa, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan Kepala NATO Mark Rutte hadir dalam pertemuan tersebut.

Fokus utama adalah peningkatan anggaran pertahanan Eropa, yang selama ini menjadi tuntutan Trump terhadap sekutu AS. Namun, ancaman perang dagang dari Gedung Putih justru mendominasi pembahasan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan bahwa Eropa tidak akan tinggal diam jika AS melancarkan perang dagang.

“Jika kita diserang dalam hal perdagangan, Eropa harus membela diri dan bereaksi,” tegas Macron, mengutip Kantor Berita AFP.

Senada dengan Macron, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas menilai perang dagang hanya akan merugikan kedua belah pihak.

“Tidak ada pemenang dalam perang dagang,” ujarnya.

Selain perdagangan, ancaman Trump lainnya adalah kebijakan luar negeri yang mengejutkan. Ia kembali menyatakan keinginannya untuk membeli Greenland, wilayah otonomi Denmark yang memiliki kepentingan strategis.

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dengan tegas menolak ide tersebut, menegaskan bahwa Greenland “tidak untuk dijual.”

Ancaman dari Washington datang di saat Eropa tengah berjuang memperkuat militernya menghadapi kemungkinan serangan dari Rusia. Trump berulang kali menekankan bahwa Eropa tidak bisa lagi mengandalkan perlindungan AS secara gratis.

Ia bahkan meminta negara-negara NATO untuk menaikkan anggaran pertahanan mereka menjadi 5% dari total PDB—sebuah angka yang dianggap tidak realistis oleh banyak pihak.

Di tengah kekhawatiran ini, Uni Eropa memperkirakan kebutuhan dana sebesar 500 miliar euro dalam satu dekade untuk memperkuat pertahanan. Namun, perdebatan muncul tentang bagaimana pendanaan ini harus dilakukan, apakah hanya mengandalkan produsen senjata Eropa atau melibatkan NATO dan pihak lain.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan kemungkinan pelonggaran aturan anggaran UE untuk mendukung penguatan pertahanan. Namun, hingga saat ini belum ada kesepakatan konkret mengenai mekanisme pendanaannya.

Dalam situasi yang tidak pasti ini, banyak pemimpin Eropa berupaya memperbaiki hubungan dengan Inggris. Keir Starmer, yang menghadiri pertemuan Dewan Eropa untuk pertama kalinya sejak Brexit, menegaskan bahwa Inggris ingin “menghancurkan mesin perang Putin” dengan menargetkan ekonomi Rusia.

Starmer juga menekankan pentingnya kemitraan keamanan yang lebih erat dengan Uni Eropa, terutama dalam menghadapi ancaman Rusia. Rencana kerja sama lebih lanjut akan dibahas dalam pertemuan puncak UE-Inggris yang dijadwalkan pada Mei 2025.

Meski demikian, hubungan antara Inggris dan Uni Eropa masih dihantui warisan Brexit. Perselisihan mengenai hak penangkapan ikan dan kebijakan mobilitas pemuda tetap menjadi hambatan dalam negosiasi lebih lanjut.

Dengan meningkatnya ketegangan di berbagai lini—dari perang dagang hingga isu pertahanan—Eropa kini berada di persimpangan jalan.

Apakah mereka mampu memperkuat diri tanpa dukungan penuh AS? Jawabannya akan terlihat dalam keputusan yang diambil dalam beberapa bulan ke depan.***

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments