JAKARTA, IndoBisnis – Udara siang di Jakarta terasa lebih dingin dari biasanya. Di balik kaca gelap mobil hitam dengan nomor polisi B 2453 SQQ, seorang pria berambut rapi turun dengan langkah mantap.
Tepat pukul 12.43 WIB, ia memasuki Gedung Merah Putih KPK. Rompi oranye yang melekat di tubuhnya seakan menjadi simbol babak baru dalam perjalanan politiknya.
Hari ini, Rabu (26/2/2025), Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menjalani pemeriksaan perdananya sebagai tersangka.
Puluhan awak media yang menunggu sejak pagi langsung mengarahkan sorot kamera. Namun, Hasto tetap tenang. Senyum kecil tersungging di wajahnya sebelum ia berbicara.
“Saya baik-baik saja, tetap bersemangat. Ini adalah perjuangan untuk keadilan, untuk masa depan Indonesia Raya agar hukum tidak digunakan sebagai alat kepentingan kekuasaan,” ujarnya.
Ia berbagi kisah kehidupannya di dalam tahanan. Menurutnya, para penghuni sel lain menyambutnya dengan baik, bahkan ia menyebut mereka sebagai “Warga Merah Kudut”. Solidaritas, kata Hasto, tetap terasa meski dalam keterbatasan.
“Saya merasakan gelora kemanusiaan itu nyata. Setiap pagi kami berolahraga bersama, menyanyikan lagu-lagu wajib seperti ‘Maju Tak Gentar’ dan ‘Garuda Pancasila’. Sekarang, setiap kali Indonesia Raya berkumandang, semua tahanan berdiri dengan sikap sempurna,” tuturnya penuh semangat.
Dalam kesempatan itu, Hasto juga menyampaikan pesan kepada seluruh kader dan simpatisan PDI Perjuangan agar tetap tenang dan menjaga persatuan.
“Jaga Ibu Megawati Soekarnoputri, jaga marwah partai dari mereka yang ingin mengaduk-aduk PDIP. Keadilan pasti akan menang,” tegasnya.
Pernyataan Hasto ini memicu spekulasi baru di kalangan politik. Apakah ini sinyal perlawanan terhadap tuduhan yang diarahkan kepadanya? Ataukah ada dinamika lain yang tengah berlangsung di balik layar?
Yang jelas, drama politik ini belum usai. Indonesia masih menunggu babak berikutnya.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan secara resmi penahanan Hasto Kristiyanto. Demi kepentingan penyidikan, ia akan ditahan di rumah tahanan KPK.
“Terhadap tersangka HK dilakukan penahanan selama 20 hari, terhitung mulai 20 Februari 2025 hingga 11 Maret 2025, dan penahanan dilakukan di Cabang Rumah Tahanan Negara Klas I Jakarta Timur,” ujar Ketua KPK, Setyo Budiyanto, dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Kamis (20/2/2025).
Sebelum menahan Hasto, KPK telah memeriksa lebih dari 53 saksi serta enam orang ahli.
“Kami juga telah melakukan upaya paksa berupa penggeledahan di beberapa lokasi serta penyitaan dokumen, barang bukti elektronik, dan barang-barang lainnya,” tambahnya.
Drama hukum dan politik ini masih terus bergulir, dan publik menunggu bagaimana kisah ini akan berakhir.***
